Efek Optimisme
Efek Optimisme - Bila system jasad terganggu oleh berbagai penyakit keserasian pikiran yang terkandung oleh jiwa seseorang terganggu oleh berbagai factor dan prilaku buruk. Walupun pikiran berkuasa, ia tak akan dapat lepas dari perilaku seseorang. Oleh karena itu manusia hanya dapat merasa bahagia bila ia mempunyai prilaku yang baik sesuai dengan pikiran, akhlak, dan kegairahannya. Adalah tanggung jawab manusia untuk menghapus akan akar perangai yang menghitamkan kesenangan dan kebahagiannya.
Dua unsure yang membantu menciptakan pikiran harmonis adalah optimism dan pandangan positif terhadap hidup dan orang lain. optimisme dan pandangan positif terhadap orang-orang sekitar merupakan jaminan kesenangan bagi orang-orangyang hidup di lapangan kemanusiaan. Berlawanan dengan optimisme adalah pisimisme dan pikiran buruk tentang orang lain, yang menghentikan stabilitas pemikiran benar dan menurunkan kemampuan untuk bergerak kearah kesempurnaan.
Optimisme dapat mengambarkan sebaik-baiknya sebagai cahaya dalam kegelapan, yang semakin meluas dengan semakin meluasnya cakrawala pemikiran. Bersama itu, tumbuhlah kecintaan terhadap keramahan dalam diri manusia, sehingga membangun suatu perkembangan baru dalam pandangannya tentangan hidup.

Bilamana kepercayaan seseorang kepada orang lain bertambah, keyakinan atas diri sendiri juga bertambah, ini salah satu hal alami yang terjadi diseluruh masyarakat tanpa kecuali. Pada titik ini kita tidak boleh mengabaikan kepercayaan kepada orang lain di satu sisi dengan percaya buta kepada seseorang secara tidak masuk akal disisi lain. Percaya tidak berarti seorang muslim harus pasrah secara total kepada orang yang tidak ia kenal atau mendengarkan apa yang ia katakana tanpa menyelidiki dan menguji kebenarannya.
Demikian pula, kita tidak dapat melebarkan pengertian percaya sampai meliputi terhadap orang-orang yang jelas kejahatan dan kezalimannya. Dengan kata lain, kepercayaan mempunyai pengecualian, dan harus mengesampingkan beberapa anggota masyarakat dibawah kondisi-kondisi tertentu. Sesungguhnya orang yang percaya harus menguji dan mengkaji kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan dari setiap hal. Oleh karena itu perilakunya dibangun diatas kehati-hatian dan kecermatan dan tindakan-tindakannya tergantung pada pengujian cermat dan renungan mendalam.
Seorang cendikiawan mengatakan, “prasangka baik merupakan suatu wajah
kepercayaan, dan tidak ada yang dapat dicapai tanpa kepercayaan dan
prasangka baik.”
Terima kasih telah membaca artikel tentang Efek Optimisme di blog Roman Blp jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.